Banyakyang percaya jodoh bisa tertukar, atau orang yang ditakdirkan bersama kita adalah orang yang saat ini sedang berbahagia dengan yang lain. Biarlah takdir perjodohan menjadi misteri. Sementara itu kita bahas beberapa lagu tentang saling memperebutkan hati, barangkali satu atau banyak dari kamu pernah mengalami.
Abu Ubaidillah Agama Saturday, 30 Oct 2021, 1349 WIB mustafalan" /> Sumber gambar mustafalan Ada banyak pertanyaan dari anak muda mengenai jodoh, apakah dia sudah ditetapkan atau harus diupayakan? Tentu saja setiap orang, khususnya yang masih sendiri terus bertanya-tanya mengenai hal tersebut. Untuk menjawabnya, ada pemahaman terkait takdir yang terjadi pada diri manusia. Dahulu ada perdebatan mengenai ketentuan dan ketetapan Allah terhadap diri manusia, yaitu paham Qadariyah dan Jabariyah. Kaum Jabariyah merupakan kaum fatalis yang mengatakan bahwa manusia itu ibarat anak wayang yang didalangi. Apapun yang menimpa dan terjadi pada manusia, sepenuhnya merupakan kehendak Allah SWT. Pandangan berbeda ditunjukkan kaum Qadariyah, mereka menyebut bahwa manusia berkuasa atas dirinya sendiri. Allah SWT sama sekali tidak ikut campur untuk terlibat dan mengintervensi apa yang ingin dilakukan manusia. Perbedaan itu terus berlangsung dalam waktu yang cukup lama. Setelah itu kaum Ahlusunnah wal Jamaah melalui asy'ariyah dan maturidiyah mengatakan pandangannya. Mereka menyebut ketentuan dan ketetapan Allah terbagi ke dalam dua, yaitu Qada dan Qadar. Perbedaan Qada dan Qadar Qada adalah ketentuan yang ditetapkan Allah SWT dan jumlahnya begitu banyak, tak terhingga sampai tidak bisa dihitung. Besok akan terjadi apa saja dalam hidup kita, itu sudah ada Qada-nya. Berbeda dengan Qadar, yaitu ketentuan Allah SWT yang sudah terjadi. Di antara sekian banyak opsi tersebut, mana yang akan terjadi, itulah yang kemudian akan menjadi ketentuan takdir di dalam hidup manusia. Ketentuan itu bersifat paten, tidak bisa diubah sama sekali. Seperti halnya takdir akan orangtua, etnis, jenis kelamin, pada hakikatnya menjadi takdir yang sama sekali tidak bisa diubah oleh manusia. Ada juga yang sifatnya kondisional, yaitu karena ikhtiar manusia, upaya, dan doa yang dilakukan sebuah takdir bisa berubah. Contohnya takdir akan kesehatan, kita bisa jadi sehat atau sakit dengan berusaha dan berdoa. Jodoh dalam Takdir Menurut Agama Islam Terkait jodoh, kaum Ahlusunnah wal Jamaah yakin bahwa manusia memiliki opsi yang tak terhingga. Manusia bisa berjodoh dengan A, B, C, dan seterusnya dan bahkan boleh jadi ada Qada dengan opsi manusia tidak memiliki jodoh sampai akhir hayat. Ketentuan Qada ini tidak diketahui manusia. Hal yang bisa diketahui mansuai adalah ketika Qada atau Qadar itu sudah terjadi, maka itulah takdir yang perlu kita jalani dengan berikhtiar kepada-Nya. Sebagai manusia, karena tidak tahu Qada-nya, maka supaya takdir menjadi baik, harus selalu berikhtiar. Ikhtiar paling baik bisa diusahakan dalam doa mendapat jodoh yang baik, berupaya, dan terus berusaha. jodoh islam pasangan Disclaimer Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku UU Pers, UU ITE, dan KUHP. Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel. Berita Terkait Terpopuler di Agama Terpopuler Tulisan TerpilihTapibahkan alam semesta pun tak bisa membisiki, akan jadi apa dia nanti. Karena mungkin saja, akad nikah dan pesta pernikahan, tak membuat dia benar-benar menjadi jodohmu. Barangkali itulah mengapa banyak terjadi perceraian. Mungkin saja, jodohmu malah tertukar. Dear, Orang-orang yang mengaku lebih dewasa dari kita, sering bilang begini.
Muslimahdaily - Adakah kemungkinan terjadinya jodoh tertukar bila takdir tersebut telah dituliskan 50 ribu tahun sebelum penciptaan langit dan bumi? Lalu bagaimana jika seorang tak kunjung juga mendapatkan jodoh, bagaimana pula dengan kasus perceraian yang bayak terjadi. Seorang muslim wajib meyakini bahwa semua takdir telah tertulis dalam lauh Mahfudz. Takdir ini telah ditetapkan Allah sebelum penciptaan langit dan bumi. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman, “Katakanlah “Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah untuk kami. Dialah Pelindung kami, dan hanya kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal.” QS. At Taubah 51 Tentang takdir Azali ini, Rasulullah juga pernah bersabda, “Allah telah menetapkan takdir untuk setiap makhluk sejak lima puluh ribu tahun sebelum penciptaan langit dan bumi.” HR. Muslim. Itulah dasar keimanan pada takdir yang harus diyakini sepenuhnya. Segala sesuatu telah tertulis di dalam Lauh Mahfudz, termasuk jodoh. Dijelaskan Syekh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin dalam Kitab Al-Qadha’ wal Qadar bahwasanya takdir jodoh sama halnya dengan takdir rezeki. Keduanya ditulis beserta dengan sebab-sebabnya. Dengannya manusia harus menempuh sebab-sebab tersebut. Takdir rezeki tidaklah bertambah dan berkurang. Takdir tersebut dituliskan beserta sebab-sebabnya yang mana sebagian sebab itu adalah hasil perbuatan manusia dalam mencari rezeki. Misalnya, menyambung tali silaturahmi, sebagaimana dalam hadits, “Barang siapa ingin dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah dia menyambung persaudaraan sillaturrahim.” Contoh sebab lain yakni dengan bertakwa kepada Allah. Rabb Ar Rahman berfirman, “Barang siapa bertaqwa, maka Dia akan menjadikan baginya jalan keluar dan memberinya rezeki dengan tanpa disangka-sangka.” QS. Ath-Thalaq 2-3. Maka manusia melakukan kesalahan jika beranggapan bahwa rezeki telah tertulis dan dibatasi, maka manusia tak perlu bersusah payah mencarinya. Konsep takdir rezeki ini juga terjadi pada takdir jodoh. Allah telah menetapkan jodoh beserta sebab-sebabnya. Manusia semestinya mengambil jalan sebab-sebab untuk meraihnya. “Sebagaimana rezeki telah tertulis dan ditakdirkan bersama sebab-sebabnya, maka jodoh juga telah tertulis beserta sebab-sebabnya. Masing-masing dari suami istri telah tertulis untuk menjadi jodoh bagi yang lain. Bagi Allah tidak rahasia lagi segala sesuatu, baik yang ada di bumi maupun di langit,” kata syekh dikutip dari web Almanhaj. Maka jelaslah bagi kita tentang seorang yang menanti jodoh tak kunjung tiba. Seseorang itu mungkin belum melakukan sebab-sebab yang menghantarkannya pada takdir. Namun perlu diyakini pula bahwa Allah pula yang menakdirkan seseorang memiliki kekuatan, mampu atau tidak mampu dalam menjalankan sebab-sebab tersebut. Kembali ke keyakinan dasar bahwasanya segala sesuatu telah tertulis dalam Lauh Mahfudz. Semua yang telah, sedang dan belum terjadi telah ditakdirkan oleh Allah Ta’ala. Dengannya jelas pula bahwa tak mungkin jodoh tertukar karena semuanya telah tertulis dalam Lauh Mahfudz. Lalu bagaimana jika ada perceraian atau seseorang muslimah berakhlak karimah mendapatkan jodoh pria yang jelek akhlaknya? Maka mungkin itu termasuk dalam takdir buruk. Maksud takdir buruk ini bukanlah takdir yang disifati buruk. Ketahuilah, bahwasanya makna takdir buruk bukanlah demikian. Takdir yang disifati buruk maksudnya yakni bukan perbuatan Allah yang buruk, karena Allah tak pernah melakukan sesuatu yang buruk di antara perbuatan-Nya. Semua yang dilakukan Allah sarat akan kebaikan dan hikmah. Jadi takdir buruk dimaksudkan pada sesuatu yang ditakdirkan. Semua perbuatan Allah itu baik, meski terkadang hasilnya merupakan sesuatu yang tidak baik bagi manusia. Ibarat seorang yang diamputasi. Bagi pasien, pemotongan tubuhnya adalah hal yang sangat buruk. Namun tindakan medis mengamputasi bukanlah sesuatu buruk melainkan hal yang benar. Demikianlah permisalan memahami takdir buruk. Oleh karena itu, muslim wajib meyakini seluruh takdir, entah itu takdir yang menurut kita baik ataupun buruk. Hal ini bahkan termasuk dalam rukun iman yang wajib diyakini. Rasulullah bersabda, “Tidak beriman salah seorang dari kalian hingga dia beriman kepada qadar baik dan buruknya dari Allah, dan hingga yakin bahwa apa yang menimpanya tidak akan luput darinya, serta apa yang luput darinya tidak akan menimpanya.” HR. At Tirmidzi. Masih kesulitan memahami takdir? Demikianlah memang pengetahuan akan takdir ini sangat kompleks. Seorang muslim hanya bisa memahaminya dengan duduk bermajelis ilmu. Pasalnya, cukup sulit memahami ilmu tentang qada dan qadar tanpa guru, apalagi hanya berdasar tulisan singkat. Kesimpulannya, perihal jodoh, semuanya telah digariskan dan tak mungkin tertukar. Takdir ini ditulis bersama sebab-sebabnya. Tugas kita hanyalah menjalankan sebab-sebab tersebut agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan seperti mendapatkan jodoh yang buruk atau gagal mempertahankan pernikahan karena merasa tak cocok dengan pasangan. Satu lagi, berdoa dan tawakal tak boleh terluput. Lalu yakinlah, semuanya telah ditulis dan diatur oleh Allah dengan segala hikmah-Nya.Padakesempatan ini kami akan mengulas tentang doa meminta jodoh lengkap dengan amalan-amalannya, simak baik-baik ya!. Doa Meminta Jodoh. Baca Juga: Bacaan Doa untuk Kedua Orangtua, Penting Bagi Anak Panjatkan 3 Doa Ini Menyadur dalam berbagai sumber, berikut adalah beberapa doa yang dapat anda panjatkan untuk meminta didekatkan dengan Setelah menikah, ternyata banyak hal yang kita ga percayai sewaktu muda dulu menjelma menjadi kenyataan. Entah karena pikiran muda yang masih terlalu bodoh dan sempit, sehingga membuat kita lupa kalau sebenernya Allah dan tuntunan dari Rasulullah ga pernah berbohong dan penuh dengan tujuan baik. Ya, di kala muda kita selalu berpikir kalau pacaran itu penting sebagai ajang saling mengenal, belajar tentang cinta, kesetiaan dll. Tapi setelah gue mengalami sendiri betapa banyak akibat buruk yang diakibatkan oleh pacaran, mulai dari putusnya silaturahmi sampai dendam ga berujung dari pihak yang tersakiti yang mungkin bakal terus menghantui lo seumur hidup, bahkan duit dan pikiran yang tersita habis selama masa pacaran yang belom tentu berjodoh, ternyata semua kerugian itu terima ga terima, sesakit apapun, memang harus diterima karena itu resiko pacaran, dimana ga ada hukum Allah yang bisa melindungi pria atau wanita yang sakit hatinya karena putus cinta akibat berpacaran 😥 Berbeda jika perceraian yang terjadi. Ada payung hukumnya dan bahkan untuk bisa berpisah harus melalui sidang di pengadilan agama terlebih dulu. Itulah kekuatan nikah yang keduanya sudah berjanji di depan Allah akan saling menjaga satu sama lain. Hak pria dan wanita yang sudah menjadi suami istri pun sudah dijamin Allah. Sehingga jika ada salah satunya yang terzhalimi, sah untuk membawa hal tersebut dan meminta keadilan di pengadilan agama. Kalau pacaran? Paling sedih ya kalo udah putus hanya bisa menangis saja, direndahkan oleh salah satu pihak pun tidak bisa menuntut apa-apa karena memang belum ada ikatan yang menjamin. That’s why Allah memerintahkan untuk para lelaki dan wanita untuk sebaiknya mempersiapkan akhlak dan pribadinya dengan mempelajari agama Allah terlebih dulu sebagai persiapan membangun rumah tangga. Masalah jodoh Allah yang lebih tahu. Ketika Allah menganggap kamu sudah siap, Ia pasti akan mengirimkan jodoh yang terbaik untukmu yang bisa membimbingmu melalui kehidupan yang berat dan penuh cobaan ini. Tapi buat kalian yang sudah terlanjur berpacaran dan mengalami banyak kerugian baik moral maupun material, jangan berputus asa. Langsung bertobat dan mohon ampun, minta maaf sama Allah karena sudah melanggar aturan agama dengan berpacaran. Lalu rajinlah ibadah, shalat lima waktu jangan ditinggalin, rajin shalat tahajud sambil minta petunjuk sama Allah dan memohon jodohnya disegerakan. Dan jangan lupa selain berdo’a juga tingkatkan kemampuan dan kualitas diri, mulai dari rajin bekerja untuk mulai nabung buat persiapan nikah terlepas dari kapan kamu akan bertemu jodohmu kelak, terus siapkan mental menjadi suami/istri yang baik supaya nanti pas kamu ketemu orang yg kamu suka, kamu udah siap dan bisa langsung melangkah ke pelaminan 😀 Anggap saja masa lalu yg sudah lewat sebagai pelajaran untuk mendewasakan diri. Pesan buat cewek-cewek Jangan mau diajak pacaran. Kalau langsung dilamar diajak nikah baru terima. Itu baru namanya cowok gentleman 😀 Yang pertama dilihat adalah agamanya. Kalau dia ga pernah ninggalin shalat lima waktu, keluarganya taat agama Islam, dia rajin bekerja walau belum mapan, Insya Allah diterima lamarannya pasti berkah. Shalat istikharah minta petunjuk apakah dia benar benar yang terbaik untukmu, supaya pilihan kamu menjadi yang terbaik, sesuai kehendak Allah. Pesan buat cowok-cowok Ga usah galau mulu karena jomblo ga punya pacar. Calon aku dulu pun ngejomblo sampe nikah ga pernah menyalahkan keadaan justru rajin menabung sampe akhirnya ketemu aku, dia langsung ngelamar bawa orang tua ga pake basa basi 😀 Memang kami sempat ada jeda setahun sebelum nikah tapi itu pun karena persiapan nikah yang ga bisa dadakan. Intinya langsung melamar dan ajak menikah kalo kamu serius. bukan cuma pacaran sambil dijanjiin bakal dinikahin tapi ga tau mau nikah tanggal berapa dan persiapan buat kesananya aja ga keliatan wujudnya =_= bullshit itu namanya NB Yang bilang ini hoax, hanya teori belaka, terserah… Ane cuma bercerita berdasar pengalaman ane sendiri dan tentunya berdasar ajaran agama ane sendiri 😀 Mungkin tulisan ini agak kurang cocok diterapkan ke agama atau budaya lain, jadi disimak secara bijak aja, ga perlu semuanya diambil. Toh setiap opini pasti ada yang setuju ada yang ngga. Kita sama-sama dewasa aja menyikapinya ga perlu sampe debat kusir 😀 Btw, ane cuma mau kasih tau kalau inti tulisan ane ini adalah selama kita mengutamakan Allah apapun yang kamu minta pasti dikasih. Yang penting mau sabar, soalnya jalan kesananya ga mudah. Gue sendiri sudah melalui berbagai macam tempaan yang ga banyak orang tau gimana beratnya ’ sampe saat Allah mengatakan gue sudah siap, jodoh gue pun datang sendiri ke depan pintu rumah gue… Ga disangka-sangka banget lah. Setelah nikah ini jujur gue semakin dewasa dan kepala dingin menyikapi berbagai masalah, walaupun saat kecapekan kadang suka meledak juga, suami gue yang notabene sangat-sangat penyabar sekali selalu membimbing gue dengan sangat sabar. Membimbing gue untuk solat bareng, menyayangi gue apa adanya seburuk apapun perilaku gue. Bahkan konflik-konflik gue dengan ex gue yang sebelumnya doi udah tau semua dan ngajarin gue cara menghadapinya dengan baik, bukan pakai emosi. Gue labil, gue manja, tapi begitu sama dia gue bisa jadi penurut dan sangat dewasa. Beda umur 7 tahun sama dia dimana dia lebih tua membuat dia lebih bisa menyikapi masalah yang buat gue sulit menjadi terlihat gampang begitu dia yang kasih solusi. Allah emang bener-bener baik, mau memberikan kesempatan buat gue untuk bisa jadi istri dari suami seperti dia. Tinggal gimana gue aja harus bisa memanfaatkan kesempatan ini dengan baik dan ga menyia-nyiakannya 😀 Gue cuma bisa berdo’a semoga Allah membuat rumah tangga gue selalu sakinah mawaddah warahmah untuk selamanya. Sungguh setelah tahun-tahun super kelabu gue di 2013-2014, Allah bener-bener kasih hadiah terindah di tahun 2015 ini melalui doa di sepertiga malam Ramadhan. Semoga pengalaman gue ini juga bisa jadi pelajaran buat yang lain untuk selalu bersyukur dan mengutamakan Allah dalam kehidupan. Beneran, ga bakal rugi ngelakuin semua perintahNya dengan baik, justru elu yang bakal rugi dunia akhirat kalau lu ninggalin shalat lima waktu dan ibadah kepadaNya. Gue udah ngerasain soalnya… Akhir kata semoga tulisan gue kali ini bisa bermanfaat buat kalian semua yang masih jomblo, ngegalau, mencari-cari kepastian 🙂 Dan semoga kita semua bisa selalu istiqomah menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya karena hanya atas izin Allah saja kita segala sesuatu bisa terjadi… Iya lah, orang yang jahat aja bisa jadi baik kalau dapet hidayah Allah dan orang baik bisa tergelincir jadi jahat ketika imannya menipis.. Oleh karena itu penting untuk selalu menyerahkan segala urusan sama Allah, minta perlindungan supaya diri kita selalu terjaga dari sifat buruk yang ga disukaiNya.. La haula wala quwwata illa billah.. Lalubagaimana dengan mereka yang sudah menikah kemudian bercerai? Apa karena ternyata yang mereka nikahi merupakan jodoh orang lain? Tapi katanya jodoh tak mungkin tertukar? Atau sebenarnya mereka memang jodoh tapi tak bisa saling mengerti satu sama lain? Tapi bukankah jodoh merupakan pilihan terbaik yang sudah ditentukan oleh yang Maha Kuasa? Jodoh Yang TertukarSinetron Jodoh Yang Tertukar menceritakan tentang seorang Gadis bernama Yani yang baru saja lulus dari jenjang SMP. Yani sangat bertolak belakang dengan sifat bapaknya yang terobsesi Yani masuk kedalam SMA Elit dan menikahkannya dengan seseorang yang kaya raya. Saat Yani pertama kali masuk ke sekolah Elit Pandujaya dia bertemu dengan Juminten alias Jlo, Dito dan Ruby. Yani dan Dito mulai berteman dan membuat Doel pacar Yani cemburu. Yani yang merasa tidak cocok dengan sekolahnya itu akhirnya bersekongkol dengan Dito agar membuat masalah-masalah yang dapat membuat Yani keluar dari sekolah tapi bukan Yani yang dianggap pembuat onar malah Dito. Orangtua Dito dan Yani terpaksa untuk datang ke sekolah untuk menyelesaikan masalah anak-anaknya di sekolah. ibu Dito kaget melihat Yani memakai kalung yang mengingatkan dia kepada sahabatnya semasa dia masih miskin, Jamila ibu Yani. Doel pacar Yani berselingkuh dengan Jihan teman satu SMK tapi beda jurusan dengan Doel. Yang pertama kali tau adalah Ruby, teman yang hanya dekat dengan Yani untuk mendekati Dito. Ruby yang mendengar bahwa Doel dan Yani putus membuat dia ingin membantu Doel untuk kembali dengan Yani karena Ruby takut bisa-bisa Dito akan jadian dengan Yani tetapi Dito yang mulai menyukai Yani tidak ingin melepaskan Yani kembali dengan Doel. RT@pesanbunda: Jodohmu sudah tertulis, tidak akan tertukar apalagi diambil sama yang lain. Kalau sekarang memang harus terpisah, ya sudah terpisah Kalau memang tidak lagi berkabar, ya sudah biarkan Kalau masih jadi milik yang lain tidak apa-apa doakan.
Sore makin gelap. Segelas kopi hangat kuseduh. Baru ia kubeli dari warung abangku. Menyeruputnya perlahan, sambil duduk di tepi jendala kamar yang menghadap ke arah jalan. Hujan makin deras. Rintiknya yang jatuh di atas genting mengalunkan melodi yang terlalu indah. Bagiku, hujan adalah sepotong kisah yang mengikatku pada masa lalu yang syahdu. Yang membawaku pada keindahan di sore hari yang muram ini. Hujan selalu berhasil membuat banyak bertafakur. Ketukan-ketukan nada rintiknya seolah memberi stimulus di alam bawah sadarku. Hingga sebuah tema lahir dan menyeruak bersamaan dengan sebuah tegukan kopi. Jodoh. Suatu hari. Pernah ada seseorang yang bertanya kepada, apakah jodoh itu takdir Allah Ta’ala? Dan sebuah pertanyaan lain yang lebih nakal juga ikut diajukan, apakah kita bisa mengubah takdir? Dua pertanyaan itu cukup membuatku berpikir keras. Mulai mereka-reka rekam kehidupanku dimana setiap kita selalu dekat dengan tema ini. Bukankah bahasan jodoh selalu menarik untuk setiap kita? Jika hasil akhir dari jodoh adalah pernikahan juga bahtera rumah tangga, kenapa harus ada perpisahan? Kenapa harus ada perceraian? Sampai disini, aku tak bisa menjawab! Aku seolah menjadi seorang musafir cinta. Berusaha mencari jawaban atas rasa penasaran yang tak berkesudahan ini. Aku mulai scroll segala macam hal terkait ini. Hingga aku pun dipertemukan dengan sebuah pengertian mengenai salah satu tanda kebesaran Allah dalam sebuah ayat “Dan diantara tanda kekuasan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” QS. Ar-Rum 21 Berdasarkan ayat tersebut, sudah menjadi ketetapan-Nya bahwa Allah menciptakan semua mahluk-Nya berpasang-pasangan dan semua manusia pasti telah ditetapkan jodohnya, tergantung pada ikhtiar dari manusia itu sendiri. Hanya saja, jodoh akan terus menjadi misteri layaknya rezeki, ajal, kebahagian dan kesengsaraan yang pada hakikatnya telah ditetapkan oleh Allah Ta’ala. Kita tak pernah benar-benar tahu akan berlabuh dimana hati ini. Sebab, memang jodoh itu telah ditetapkan, tapi siapa yang akan menjadi jodoh kita bergantung pada ikhtiar dan doa kita masing-masing. Jodoh akan memantaskan pilihannya pada upaya manusia juga dalam memantaskan dirinya. Kalau kita tak pernah memantaskan diri untuk menjadi pribadi yang baik, jodoh kita pun akan berupa cerminan atas apa yang kita usahakan. Lalu bagaimana dengan mereka yang sudah berjodoh tapi sang bahtera karam di tengah jalan? Lagi-lagi aku mulai menerka-nerka sesuatu yang aku pun sama sekali belum mengalaminya. Apa mungkin jodoh bisa tertukar? Ah, tidak mungkin! Atau, apa mungkin jodoh tak kekal? Ini pun sulit untuk diterima. Tidak mungkin ada yang salah dari takdir Allah Ta’ala. Yang salah mungkin ada di pihak kita. Hingga kita berlajar untuk karam di pertengahan, bukan untuk berlabuh hingga akhir. Dalam tegukan terakhir itu. Aku pun mulai menata kesimpulan dengan sebuah harapan. Bahwa aku selalu berharap bahwa jodoh bisa seperti hujan yang datang kala bumi tengah dirundung kemarau. Semoga ia datang saat benar-benar dibutuhkan, bukan saat sekedar diinginkan. . . . Penulis Kamila Saida Editor Muhammad Nurdin Hits 430 Kamila Saida Continue Reading
22 "Jodoh itu adalah takdir yang diusahakan bukan takdir yang ditentukan." 23. "Tuhan tidak memberikan kita jodoh yang sempurna, tapi Tuhan memberikan jodoh yang menyempurnakan kita." 24. "Karena pada waktunya, tanpa kau rencanakan pun, jodoh tak akan pernah tertukar." 25. "Orang yang cerdas tidak boleh khawatir akan jodohnya.
Ilustrasi jodoh. Foto hal yang ada di dunia ini merupakan kuasa Allah SWT, termasuk datangnya jodoh yang tidak tahu dengan siapa dan kapan datangnya. Itu semua hanya Allah SWT yang mengetahuinya. Sebagai manusia, kita hanya bisa berdoa dan mengupayakan yang atau pria baik, niscaya akan dipertemukan dengan yang baik pula, begitu sebaliknya. Namun, dalam proses pencarian ada yang berpendapat bahwa jodoh ditentukan melalui ikhtiar dan usaha, lalu sisanya diserahkan kepada Allah Islam, jodoh adalah cerminan diri kita. Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam QS. An-Nur ayat 26 yang artinya"Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji pula, dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik pula. Mereka yang dituduh itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka yang menuduh itu. Bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia surga."Menurut Wikipedia, Lauhul Mahfudz adalah kitab tempat Allah menuliskan seluruh catatan kejadian di alam semesta. Lalu, apakah di dalam kitab tersebut membahas perihal jodoh yang memang sudah ditetapkan oleh Allah SWT?Melansir dari berbagai sumber, salah seorang anggota Fatwa Darul Ifta Syekh Dr Amr Al Wardani menyampaikan bahwa percaya pada qadha dan qadar adalah bagian dari rukun iman. Rasulullah SAW bersabda,"Iman adalah engkau beriman percaya kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, Hari Akhir, dan engkau percaya kepada takdir Allah yang baik maupun yang buruk." HR Abdullah bin Amr bin Al 'AshKemudian terdapat hadis lainnya yang berbunyi, "Allah telah mencatat takdir setiap makhluk 50 ribu tahun sebelum penciptaan langit dan bumi,." HR MuslimMaka, berdasarkan hadis tersebut, Syekh Al Wardani memaparkan kalau persoalan jodoh adalah bagian dari qadar perwujudan dari qada atau takdir yang telah tercatat dalam kitab Lauhul yang telah Allah SWT tetapkan dan tuliskan di dalam Lauhul Mahfudz adalah ghaib yang hanya diketahui Allah SWT. Dia pula yang menetapkan sebab-sebab yang mengarah pada jika jodoh memang sudah ditetapkan oleh Allah SWT, apakah sebagai manusia kita juga harus mengupayakannya?Manusia memiliki banyak opsi yang tak terhingga. Bisa saja, ia berjodoh dengan si A, B, C, atau D. Bahkan, bisa jadi ada Qada ketetapan Allah SWT sejak zaman azali yang tidak sama sekali memiliki jodoh dari opsi-opsi tersebut atau justru sampai akhir hayatnya. Jadi, yang kita ketahui adalah ketika qada sudah menjadi qadar, maka itulah takdir yang ada pada diri sebagai manusia karena kita tidak tahu qada-nya, maka agar takdir yang didapat baik, kita harus berikhtiar. Ikhtiar dengan upaya, usaha, dan doa dalam hal jodoh agar diberikan yang terbaik.
Jodohsemua orang sudah “dituliskan” jodohnya masing-masing dan tentu itu tidak akan tertukar dengan jodoh orang lain. online ataupun biro jodoh, mungkin Anda bisa melakukan beberapa cara aneh berikut ini untuk mencari jodoh. Ada yang aneh, unik, licik sampai yang mengerikan. Seperti apa? ini cara cari jodoh paling aneh yang pernah ada.
Jodoh, kata sederhana yang terasa menyesakkan dada. Saat kita masih berusaha mencari dan menemukan sosok idaman itu. Jodoh sebuah kata baru yang akan mengubah kehidupan kita. Saat kita dulu sendiri menjadi berdua. Saat sebuah tanggung jawab teremban di pundak kita. Jodoh, kata-kata yang membuat si jomblo melipir pergi menghindari sebuah obrolan. Menghindari sosialisasi lebih memilih menutup pintu dalam dalam takut benar untuk ditanya akan sebuah hubungan. Jodoh, sebuah rahasia dari sang Maha Kuasa yang tak akan sanggup dibuka jika belum saatnya, sebuah ketetapan pasti akan jalinan yang ikatan yang di pertemukan dan berakhir dengan komitmen keseriusan dengan tahap akhir semoga kelak dipersatukan di surga abadi di kehidupan surgawiJodoh sebuah cermin,bayangan akan diri seseorang jika kau menjadi orang /pribadi yang lebih baik maka jodoh yang sudah dipersiapkan juga akan melakukan hal yang sama. Lalu, bagaimana dengan diri ini? Yang memilih sendiri tanpa sebuah komitmen. Memilih menjauh dari hubungan sosial takut untuk memulai karena tahu apa rasanya terluka?Apa diri ini tak berjodoh? Apa diri ini tak punya seseorang yang akan menjadi tulang punggung. Pemilik raga yang sebenarnya. Hakikat ikatan yang ini terlampau takut untuk menapak dijalan yang telah ada. Diri ini terlalu takut untuk mengungkapkan rasa, masih berkutat di tempat yang sama, masih dengan hati yang kacau balau masih teramat ragu pada sosok yang ingin digapai. Menapaki jalan yang legal itu tak mudah, bukan sulit hanya saja teramat ciut nyali pada diri jika dihadapkan pada situasi seertiini, penuh akan sebenarnya tertulis bahwa wanita yang baik untuk lelaki yang baik, maka mudah sebenarnya diri ini tinggal menapaki jalan kebaikan maka akan dipersatukan dengan yang baik cinta sejati yang masih harus nimbrung pernikahan teramat sulit untuk mencobanya, menyatukan dua ego meleburkan sebuah mimpi menjadi satu. Bukan pacaran yang saat dosa bisa berganti pasangan. Ini ikatan resmi yang tercatat legal di negara diakui di masyarakat, bahkan kelak diminta pertanggung jawaban juga di mudah bagi diri yang notabenenya egois, apa masih bisa diri ini yang jahat dan hina bertarung diri untuk hidup dengan ikatan itu?? Jodoh oh jodoh, aku tahu kau sudah tertulis di sana, maka beri aku sebuah pertanda, beri aku sebuah cara untuk bersatu dalam ikatan yang halal, maka tunjukkan kepadaku dimana kamu wahai pemilik namamu rahasia tapi kelak pasti kita akan bertemu dalam ikatan itu, hakikat cinta yang sejati adalah terikat dalam ikatan suci pada hubungan yang disebut pernikahan Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya “Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.” Berikan Komentar Tim Dalam Artikel Ini Penulis menuju bahagia baru40QTB.